
Uji jalan 6 menit adalah tes praktis dan sederhana, hanya membutuhkan lintasan sepanjang 100 kaki tanpa peralatan olahraga lainya ataupun pelatihan khusus bagi petugas yang melakukan. Tes ini mengukur jarak yang dapat ditempuh seseorang dengan berjalan cepat pada permukaan yang keras dalam waktu 6 menit (6-minute Walking Distance : 6MWD). Tes ini mampu mengevaluasi respon global dan terintegrasi dari semua system tubuh yang terlibat selama Latihan yaitu system paru dan kardiovaskular, sirkulasi sistemik dan perifer, darah, neuromuscular dan metabolisme otot . indikasi utama melakukan tes ini adalah mengukur respon terhadap intervensi medis pada pasien dengan penyakit jantung / paru sederajat sedang hingga berat. Tes ini tidak menentukan / menggambarkan pengambilan oksigen puncak (VO2 Maks) secara langsung, mendiagnosis penyebab sesak nafas Ketika beraktivitas, maupun mengevaluasi penyebab / mekanisme keterbatasan Latihan (American Thoracic Society, 2002).
- KONTRAINDIKASI
Kontraindikasi absolute untuk uji jalan 6-menit meliputi angina tidak stabil dan infark miokardium selama bulan sebelumnya. Kontraindikasi relative meliputi denyut jantung Ketika istirahat lebih dari 120, tekanan darah sistolik lebih dari 180mmHg dan tekanan darah diastolic lebih dari 100mmHg. Hasil EKG Ketika istirahat yang di lakukan selama 6 bulan sebelumnya juga harus dinilai sebelum melakukan test. Angina yang stabil Ketika aktivitas bukan merupakan kontraindikasi absolut pada tes ini, akan tetapi pasien dengan gejala tersebut harus melakukan tes setelah menggunakan obat anti angina dan obat golongan nitrat harus tersedia. (Amrican Thoracic Society, 2002)
B. PELAKSANAAN TEST
- Lokasi
Uji jalan 6-menit harus dilakukan di dalam ruangan Panjang, datar, lurus dan tertutup dengan permukaan keras yang jarang di lalui banyak orang. Panjang lintasan 30 meter atau 100 kaki dan harus ditandai setiap 3 meter. Titik perputaran harus ditandai dengan kerucut. Garis awal, yang menandai awal dan akhir setiap putaran 60 meter, harus ditandai dengan menggunakan warna cerah agag terlihat.
2. Perlengkapan yang di butuhkan
- penghitung waktu mundur / stopwatch
- Penghitung putaran mekanis
- Dua kerucut kecil untuk menandai titik perputaran
- Kursi yang dapat dengan mudah dipindahkan di sepanjang jalur jalan kaki
- Lembar kerja / formulir tes
- Sumber oksigen
- Sphygmomanometer
- Telepon
- Defibrillator elektronik otomatis (AED)
3. Persiapan pasien (American Thoracic Society, 2002)
- Pakaian yg nyaman dan Sepatu yang sesuai untuk berjalan kaki
- Pasien harus menggunakan alat bantu jalan yang biasa mereka gunakan sehari hari Ketika tes (jika menggunakan) seperti tongkat, alat bantu jalan, dll.
- Obat obatan yang biasa pasien konsumsi harus dilanjutkan
- Konsumsi makanan ringan diperkenankan sebelum menjalani tes pada pagi / sore hari.
- Pasien tidak melakukan olahraga berat dalam waktu 2 jam sebelum test
4. Pengukuran
- Tes ulangan harus dilakukan pada waktu yang sama untuk meminimalkan variabilitas harian
- Pemanasan sebelum tes tidak boleh dilakukan
- Pasien harus duduk istirahat di kursi, terletak di dekat posisi awal, setidaknya 10 menit sebelum tes dimulai. Selama waktu ini, periksa kontraindikasi dengan mengukur denyut jantung dasar dan saturasi oksigen (SpO2)
- Minta pasien berdiri dan nilai baseline sesak/dispnea dan kondisi kelelahan menggunakan skala borg
- Pasang penghitung putaran ke titik nol dan timer ke 6 menit. Kumpulkan semua peralatan yang diperlukan (penghitung putaran, pengatur waktu, lembar kerja, skala borg, lembar kerja) dan pindah ke titik awal.
- Informasikan dan berikan instruksi dengan jelas kepada pasien sebagai berikut :
- Menjelaskan tujuan tes yaitu berjalan kaki sejauh mungkin selama 6 menit pada lintasan yang tersedia, tidak berlari.
- Ketika berputar pada segitiga usahakan secepat mungkin dan tanpa ragu-ragu.
- Ketika berjalan, apabila terasa Lelah atau kehabisan nafas, pasien diperkenankan mengurangi kecepatan berjalanya / berhenti dan beristirahat, dapat bersandar pada tembok di tepi lintasan namun diharapkan segera Kembali Ketika sudah merasa lebih baik
- Berikan contoh terlebih dahulu kepada pasien
- Posisikan pasien pada garis start. Penguji juga harus berdiri didekat garis start selama test berlangsung. Jangan berjalan Bersama pasien segera setelah pasien mulai berjalan, nyalakan pengatur waktu.
- Awasi pasien dan pastikan pencatatan benar pada lembar kerja. Catat jumlah putaran dan titik akhir pasien berada Ketika waktu test habis
- Pasca tes : catat Tingkat kelelahan dan dispnea berdasarkan skala Borg
- Apabila menggunakan oksimeter denyut, ikur SpO2 dan denyut nadi dari oksimeter.
- Catat jumlah putaran. Hitung total jarak jalan kaki, pembulatan dilakukan ke meter terdekat dan catat di lembar kerja.
5. Interpretasi pengukuran Tunggal status Fungsional
Men : 6MWD = (7.57 x heightcm) โ (5.02 x age) โ 309 m. Alternate equation using BMI*: When using either equation, subtract 153 m for the LLN |
Women : 6MWD = (2.11 x heightcm) โ (2.29 x weightkg) โ (5.78 x age) + 667 m Alternate equation using BMI : 6MWD = 1, 017 m โ (6.24 x BMI) โ (5.83 X age) When using either equation, substract 139 m for the LLN |
Definition of abreviations: BMI = body mass index; 6MWD = 6-min walk distance ; LLN = lower limit of normal. *BMI in kg/m |